الخُطْبَةُ لِعِيْدِ الْفِطْرِ
KHUTBAH
‘IDIL FITHRI
Muhasabah
Di Hari Fithri
Disajikan
oleh
PESANTREN
ATTAHDZIBY
Sangen,
Geger, Madiun 63171
-------------------------
Mohon Perhatian:
Bagi yang menggunakan khutbah ini dimohon:
1.
Mengadakan
penyongsongan dengan berdo’a atau mujahadah sebelum berkhotbah.
2.
Mentela’ah
dan memahami isi dan maksudnya sebelum dikhutbahkan agar lebih konsentrasi dan bisa
menjiwai terhadap apa yang disampaikan.
3.
Tidak
harus semuanya dikhutbahkan jika situasi tidak memungkinkan. Bisa diambil yang
dianggap sesuai dengan situasi dan kondisi Jamaah. Hanya saja jika ingin
mengurangi sebagian, maka sebaiknya diberi tanda sebelumnya.
4.
Bagi
yang khutbahnya menggunakan Bahasa daerah silakan menterjemahkan sendiri.
الخُطبَة الأوْلى
ألســــــــــــــــلام
عليـــــــكم ورحمــة الله وبركاته
اللهُ أَكْبَر× 9 لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ،
اللهُ
أَكْبَر كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلًا. لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ
إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وضلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْن. لَآ إِلَهَ
إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ. اللهُ أَكْبَر وللهِ الْحَمْدُ
الْحَمْدُ للهِ , وَأُكَبِّرُهُ
تَكْبِيْرًا، وَاللهُ أَكْبَر, وَأَذْكُرُهُ ذِكْـرًا كَثِيْرًا، وَالْحَمْدُ للهِ
الَّذِيْ رَفَعَ أَقْدَارَ ذَوِي الْأَقْدَار، وَاللهُ أَكْبَر, الَّذِيْ أَنْفَذَ
تَصَارِيْفَ الْأَقْدَار: (وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ, وَالْحَمْدُ
للهِ الَّذِيْ أَفَاضَ عَلَيْنَا مِنْ خَزَآئِنِ جُوْدِهِ مَا لَا يُحْصَر، وَاللهُ
أَكْبَر, الَّذِيْ شَرَعَ لَنَا شَرَائِعَ الْأَحْكَامِ وَيَسَّر، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ
وَأَشْكُرُهُ، وَأَسْتَغْفِرُهُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ وَهُوَ الْكَرِيْمُ وَيَـهَبُ
الْفَضْلَ الأَكْبَرْ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَالْعِزَّةُ للهِ
وَلِرَسُوْلِهِ وَلِلْمُؤْمِنِيْن، وَالذِّلَّةُ وَالصِّغَارُ وَالْهَوَانُ لِأَهْلِ
الْكُفْرِ وَالْفُجُوْرِ وَالْمُعَانِدِيْن، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ خَاتِمُ النَّبِيِّيْنَ وَإِمَامُ الْمُرْسَلِيْنَ
وَرَحْمَةُ اللهِ لِلْعَالَمِيْن،
أللَّهُـمَّ صَـلِّ وَسَـلِّمْ عَلَى سَـيِّدِنَا وَمَوْلَانَا وَشَفِيْعِـنَا
وَحَبِيْـبِنَـا وَقُرَّةِ أَعْيُنِـنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِـهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْن،
وَعَلَى أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْن، وَعَلَى أَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ أَقَامُوا
الدِّيْن، وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
أَمَّا بَعْدُ: فَأُوْصِيْكُمْ
-أَيُّهَا النَّاسُ- وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ وَأَطِيْعُوْه،
وَعَظِّمُوْا أَمْرَهُ وَلَا تَعْصُوْه؛ فَمَنِ اتَّقَى اللهَ حَسُنَ تَوَكُّلُهُ
عَلَى رَبِّهِ فِيْمَا نَابَهُ، وَحَسُنَ رِضَاهُ بِمَا آتَاهُ، وَحَسُنَ زُهْدُهُ
فِيْمَا فَاتَه.
اللهُ أَكْبَر كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ
للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلًا.
Ma’asyirol
Muslimin Rohimakumullah….. !
Dalam suasana yang berbahagia ini perkenankan saya berwasiat khususnya
untuk diri saya sendiri dan umumnya kepada bapak, ibu kaum muslimin, mari kita
tingkatkan kesadaran kita kepada Allah SWT dengan disertai taqwa yang
sebenar-benarnya, karena hanya orang-orang yang sadar dan bertaqwa kepada
Allah-lah yang akan dapat menikmati indah dan lezatnya kehidupan dunia dan akhirat.
ALLAHU AKBAR… 3x Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah …….
Dalam mengakhiri dan
menutup bulan suci Ramadhan ini, kita sambut dengan
takbir, tahmid dan tahlil sebagai pernyataan syukur ke hadirat Allah SWT karena
dengan rahmat dan berkah-Nya, Alhamdulillah, kita telah dapat melaksanakan dan
menyelesaikan ibadah-ibadah di bulan suci Romadlon.
Seruan takbir, tahmid dan tahlil mengagungkan
nama Allah Yang Maha Besar, mengangkasa sejak tadi malam sampai pagi hari ini.
Diucapkan oleh ratusan juta umat Islam di seantero dunia. Tua, muda, laki-laki
maupun perempuan sampai pagi ini berjalan berduyun-duyun menuju masjid-masjid
dan lapangan terbuka untuk melaksanakan shalat Iddul Fitri, sebagai tanda penutup
ibadah puasa dan sebagai bukti selesainya program ubudiyah di bulan Ramadhan
tahun ini.
Hadirin Yang dimulyakan Allah Swt……
Allohu Akbar 3X…,
Kini sampailah
kita pada hari kemenangan, hari berbahagia, hari kita kembali pada fitrah,
membersihkan diri dari segala macam kesalahan dan kealpaan. Kita berpakaian baru, berpikiran
baru dan hidup baru, kembali untuk berbuat yang lebih baik yang baru pula.
Hari raya, selain kita isi untuk saling ma’af-mema’afkan atau saling halal menghalalkan, juga harus kita jadikan sebagai momentum untuk mengevaluasi diri, dalam
meningkatkan kualitas keimanan kita kepada Allah Swt, sehingga terciptanya
insan kamil (manusia yang berkarakter paripurna) yang amal perbuatan
lahiriyahnya benar-benar bernilaikan ibadah / pengabdian diri dengan ikhlas
semata-mata karena Allah SWT yang didorong dengan kesadaran tauhid Billah
sehingga mampu menebarkan kesholihan vertikal maupun kesholihan sosial.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah……
Allohu Akbar 3X…,
Gema takbir, tahmid dan tahlil
sering kali menggugah sanubari kita menjadi gemetar, pilu dan sedih. Namun
pernahkah kita merasa tertipu oleh kepalsuan hawa nafsu, yang
akhirnya terperosok pada perbuatan yang mencemari kesucian ibadah-ibadah kita?,
atau pernahkah kita membayangkan, di saat hari lebaran ini, nasib dan keadaan
saudara-saudara kita yang tinggal di rumah-rumah kumuh, yang mukim di
lorong-lorong sempit di sepanjang rel-rel kereta api, dan saudara-saudara kita yang masih terundung musibah atau bancana.
Hadirin sidang shalat
Iddul Fitri yang berbahagia…
Di balik kegembiraan kita
kali ini, ternyata kesedihan dan keterharuan muncul dan mencekam pula,…, bukan
sedih karena tidak berbaju baru, bukan sedih tidak berkain dan bersepatu baru,
melainkan kita merasa di bulan suci itu sering tertipu oleh hawa nafsu yang
mengakibatkan kita terpeleset. Di bulan suci kita banyak menyeru untuk berbuat
baik, tetapi di bulan suci itu pula kita membiarkan perbuatan-perbuatan mungkar
meraja-lela,.. di bulan suci kita menyeru persatuan, tetapi di bulan suci itu
pula kita biarkan umat terkotak-kotak karena pagar khilafiyah, dan berbeda
aspirasi politik… itu semua kita sadari dan kita sesali pada hari ini dengan
thobat yang sesungguhnya.
Jama’ah Sholat Iddil Fitri Yang Terhormat…..
Allohu Akbar 3X…,
Kini bulan Ramadhan yang bagaikan tamu pembawa
rahmat, maghfiroh, dan ridlo Alloh telah pergi, menghadap Ilahi Rabbi untuk melaporkan seluruh amal perbuatan ibadah
kita, dan Insya Allah kita nanti akan melihatnya di hadapan Alloh Yang Maha
Adil dan Bijaksana. Tapi kita perlu koreksi diri; bagaimana
penyambutan kita terhadap tamu karunia Alloh tersebut? Kita sambut dengan penuh
perhatiankah atau sebaliknya. Yakni kita tidak memperhatikan, kita tiggalkan
tamu kita sendirian dan kita tetap sibuk dengan nafsu kita sendiri?? Bukankah
itu suatu peng-hinaan kita terhadap Alloh SWT yang mendatangkan tamu itu?? Apa
jawaban kita nanti di hadapan Alloh Yang Maha Adil?? Mari kita sesali,
bertaubat, dan banyak memohon maghfiroh kepada Aloh SWT.
Dengan jujur kita akui,
bahwa kita sering kehilangan keseimbangan antara kepentingan agama dan dunia,
sehingga hidup ini terasa berat sebelah yang akan mengakibatkan kehampaan
bathin atau kekurangan keceradasan spiritual dan kecerdasan emosional.
Di bidang ilmu pengetahuan
misalnya, kita terkadang terlalu memusatkan pehatian kepada pencerdasan akal
pikiran. Kita asah otak sehingga menjadi tajam, kita kumpulkan bermacam
disiplin ilmu pengetahuan hingga kita menjadi ilmuwan, tetapi kita lupa
memberikan perhatian kepada ruhani kita. Kita biarkan ia kosong hampa tak
berisi. Padahal ruhani itu yang merupakan ukuran yang menentukan apakah
kita termasuk insan kamil (manusia seutuhnya) atau tidak?
Seorang ahli hikmah
berkata : “Perhatikanlah ruhanimu dan cukupilah segala kebutuhannya. Engkau
dinamakan manusia sempurna bukan karena jasadmu, tetapi engkau disebut manusia
adalah karena ruhanimu …….!”. Ketahuilah bahwa hati dan amal perbuatan kita itulah
yang akan dinilai oleh Alloh SWT.Sebagaimana sabda Nabi SAW:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ
وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ . رَوَاهُ
مُسْلِمٌ عَنْ أَبِي هُرَيْرَة
Sesungguhnya Alloh SWT tidak
memandang bentuk rupamu dan harta kekayaanmu, akan tetapi yang dipandang
oleh-Nya adalah hati dan amal perbutanmu. (H.R. Muslim dari Abi Hurairah)
Hadirin
hadirat sidang Idul Fitri yang berbahagia…
Untuk itu,
sudah saatnya kita menyadari apa yang kita lakukan selama ini, saat ini dan
untuk selanjutnya agar kembali pada hakikat yang fitri, menjadi manusia yang sesuai
dengan tujuan diciptakannya di bumi raya ini. Yaitu tiada lain kecuali agar
senantiasa mengabdikan diri kepada Alloh SWT dengan penuh keikhlasan. Artinya
segala amal perbuatan kita, baik yang wajib, Sunnah, ataupun mubah, asal bukan
hal-hal yang terlarang dan yang tidak diridloi oleh Alloh SWT saat
pelaksanaannya supaya kita jadikan sebagai pengabdian diri kepada Alloh SWT
dengan ikhlas karena Alloh SWT (Lillahi Ta’ala). Tidak hanya menuruti nafsu
kita (Linnafsi) belaka.
Cara
berlatihnya, ketika kita akan melakukan atau menggunakan apa saja yang baik,
seakan-akan kita merasa atau mendengar peringatan dari sesuatu itu agar kita
melakukan atau menggunakannya KARENA ALLOH. Misalnya ketika akan shalat, seakan-akan
mendengar peringatan dari shalat yang akan kita lakukan “sholatlah karena
Alloh”. Akan membaca alquran, seakan-akan mendengar peringatan dari alquran;
“bacalah aku karena Alloh”, akan makan atau minum; seakan-akan
mendengar peringatan dari makanan atau minuman; “makanlah aku atau
minumlah aku karena Alloh”. Akan menggunakan pakaian; seakan-akan
mendengar peringatan dari pakaian; “pakailah aku karena Alloh”.
Dan begitu seterusnya. Terus berlatih dan berlatih tanpa putus asa, Insya Alloh
akan menjadi terbiasa.
Akan tetapi kalau perbuatan
ma’siat atau terlarang latihan penerapannya tidak seperti itu, tapi sebaliknya.
Yaitu seakan-akan diperingatkan oleh mak’siat yang akan kita lakukan; “jangan
kamu lakukan ini atau tiggalkan perbuatan ini karena Alloh”. Yakni kita
meninggalkan ma’siat karena Alloh (Lillaahi Ta’ala).
Berusaha menerapkan ikhlas Lillah
itu hukumnya wajb bagi setiap muslim untuk memenuhi perintah Alloh SWT dalam
surat Al-bayyinah ayat 5:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَآءَ... الأية
Padahal mereka tidak disuruh
kecuali supaya mengabdikan diri kepada Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, (Q.S. Albayyinah : 5)
Yang dimaksud
pemurnian Lillah adalah berniat mengabdi, mentaati, dan melaksanakan perintah
Alloh SWT. Dengan menerapkan LILLAH kita akan diselamat-kan dari riya’ (pamer
amal) atau istilah lain syirik khofi dalam pengabdian Lillah
Allohu Akbar 3X…, Bapak, Ibu Kaum Muslimin Yang Berbahagia……
Dalam
kehidupan sehari-hari tak terasa kita sering kali menyekutukan Alloh SWT dengan
diri kita sendiri atau mempertuhan diri kita, mempertuhan kemampuan kita,
mempertuhan kekayaan kita, mempertuhan ilmu pengetahuan kita, atau makhluq yang
lain. Istilah lain melakukan syirik Billah. Sekalipun syirik khofi (dalam hati)
tapi ini sangat berbahaya dan menodai ketauhidan kita kepada Alloh SWT.
Sering kali
kita merasa mempunyai daya kekuatan, kemampuan, kepandaian, kekayaan,
kedudukan, dan kelebihan-kelebihan lainnya tanpa menyadari bahwa semuanya itu
pada hakikatnya adalah karunia dan pemberian dari Alloh SWT Sang Pecipta alam. Sehingga
tanpa sedikitpun merasa salah kita selalu membanggakan diri, membanggakan
kelebihan, membanggakan amal kebaikan, membanggakan ilmu pengetahuan, dan
lainnya; istilah lain kita sering merasa ‘UJUB. Sedangkan Rosululloh SAW
bersabda:
إِنَّ الْعُجْبَ لَيُحْبِطُ عَمَلَ سَبْعِيْنَ
سَنَةً , رَوَاهُ الدَّيْلَمِي عَنِ الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ
“Sesungguhnya ujub itu
merusak amal kebaikan selama 70 tahun”
Solusi untuk menghilangkan syirik Billah dan rasa
ujub dari hati adalah kita menyadari, mengakui, dan meyakini, bahwa segala
gerak-gerik kita lahir-batin, termasuk kelebihan-kelebihan yang kita terima itu
semata-mata karunia dan pemberian dari Alloh SWT. Tiada daya dan kemampuan
apapun pada diri kita tanpa diberi oleh Alloh SWT. Hati kita merasa BILLAH, Kita
menyadari dengan adanya:
لَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ
الْعَظِيْم
Keikhlasan LILLAH dan
kesadaran BILLAH inilah yang akan mengantarkan diri kita menjadi hamba Alloh
SWT yang diselamatkan dari nafsu-nafsu jahat yang tidak diridloi oleh Alloh
SWT, dan mengantarkan kita menuju keselamatan dunia dan akhirat.
Allohu Akbar 3X…, Bapak, Ibu
Kaum Muslimin Yang Berbahagia……
Dalam kesempatan ini mari renungan
kita lebih diperdalam lagi. Kiranya masih ada hal-hal yang masih kurang kita
perhatikan atau belum kita fahami. Diantaranya adalah hak-hak Junjungan kita
Baginda Nabi Muhammad Rosululloh, Shollalloohu’alaihi wasallam.
Mari kita koreksi hati kita; Sudahkah kita
mengikuti dan mentaati tuntunan dan bimbingan Rosululloh Shollalloohu’alaihi
wasallam secara lahir dan batin? Ketika kita melaksanakan tuntunan Beliau Shollalloohu’alaihi
wasallam, sudahkah hati kita merasa atau berniat “ITTIBA’ LIRROSUL”
(mengikuti tuntunan Beliau?) Kalau
belum, mari mulai sekarang kita usahakan.
Maksudnya; ketika kita
melakukan amal kebaikan, disamping niat pengabdian dengan ikhlas LILLAH seperti
di atas, juga harus kita niati mengikuti Rosululloh Shollalloohu’alaihi
wasallam atau ittiba’ Lir-Rosul atau menerapkan LIRROSUL.
Maaf, bukan mengabdi kepada Rosululloh Shollalloohu’alaihi
wasallam tetapi mentaati dan mengikuti tuntunan Rosululloh Shollalloohu’alaihi
wasallam.
Penerapan taat dan ittiba’
Lirrosul ini bagi setiap ummat Islam mukallaf wajib mengusahakan dan
melaksanakan-nya atas dasar perintah Alloh SWT dalam firman-Nya:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ
فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ (31) قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا
فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (32) [آل عمران 31، 32[
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Taatilah Allah dan
Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
kafir".
Allohu Akbar 3X…, Bapak, Ibu Kaum Muslimin
Yang Berbahagia……
Begitu besar jasa
Rosululloh Shollalloohu’alaihi wasallam terhadap kita sebagai ummatnya.
Beliau sebagai Rohmatan Lil’alamiin, pembawa risalah, penyelamat umat dari
kegelapan syirik, pemberi syafa’at umat di dunia dan akhirat, terutama syafa’tul-’udhma,
dan masih banyak lagi dan tidak bisa dihitung jasa-jasa Beliau Shollalloohu’alaihi
wasallam .
Mari hadirin-hadirat, kita
tengok hati kita. Sudahkah dalam hati kita merasa mendapatkan jasa-jasa Beliau Shollalloohu’alaihi
wasallam yang begitu besar?? Bukankah segala kebaikan yang kita lakukan dan
kita rasakan selama ini juga dari jasa Beliau?? Seberapa syukur kita kepada
Alloh SWT dan kepada Beliau SAW
atas jasa-jasa sebesar itu?
Oleh karena itu, untuk
merealisasikan rasa syukur kita terhadap jasa-jasa Beliau yang begitu besar, maka
ketika kita melaksanakan amal kebaikan apapun, kita usahakan dalam hati kita senantiasa
merasa mendapat jasa dari Rosululloh Shollalloohu ’alaihi
wasallam, merasa BIRROSUL. Amal kebaikan kita tidak ada sedikitpun
yang lepas dari jasa Rosululloh Shollalloohu’alaihi wasallam, sehingga
tanpa Beliau kita tidak mungkin akan bisa melakukan kebaikan apapun.
Hadirin-hadirot; Lengkaplah
sudah yang kita bahas sehubungan dengan keikhasan Lillah, Ketauhidan Billah,
ittiba’ Lirrosul, dan tashdiq Birrosul. Semuanya itu adalah realiasi dari dua
kalimah syahadat:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ
Allohu Akbar 3X…, Bapak, Ibu Kaum Muslimin
Yang Berbahagia……
Pada saat ini, kita sedang duduk
bersimpuh di atas sejadah kesadaran, bermandikan air mata penyesalan, kita
seakan-akan berada di bawah naungan keagungan Rabbul Gafur, sambil memohon
ampun ke Hadirat-Nya atas segala kesalahan dan kealpaan kita. Kita merunduk di
hadapan kebesaran-Nya sambil mengkaji kembali langkah salah, dosa dan noda di masa
yang telah berlalu.
Kini satu persatu
muncul di hadapan kita, ternyata hidup ini penuh dengan noda dan dosa. Selain
dosa terhadap Alloh SWT dan Rosul-Nya kita masih banyak dosa lagi. Dosa
terhadap orang tua, dosa terhadap suami atau istri, dosa terhadap keluarga,
dosa terhadap tetangga, dosa terhadap bawahan atau atasan, dosa terhadap
masyarakat, dan dosa terhadap sesama makhluq ciptaan Alloh SWT. Kita belum bisa
memenuhi hak-hak mereka, bahkan sering menyalahgunakannya.
Oleh karena itu. Di hari
fitri yang penuh berkah ini mari kita buka hati kita untuk mengakui dan
menyadari segala kesalahan kita terhadap sesama kita. Dengan setulus hati kita
saling memohon maaf dan saling memberi maaf di antara kita, agar dosa dan
kesalahan kita dengan sesama juga terampuni di hari fitri ini.
Bagi anak-anak, setelah
sholat id ini segeralah memohon ampunan dan ridlo kepada kedua orang tua
masing-masing. Bagi kaum ibu yang masih punya suami juga segera memohon maaf
dan ridlo kepada suami masing-masing. Karena di dalam ridho orang tua terdapat
ridho Alloh SWT terhadap anaknya, dan di dalam ridho suami juga terdapat ridho
Alloh SWT terhadap istrinya. Beitu pula bagi yang lain.
Allohu Akbar 3X…, Bapak, Ibu Kaum Muslimin
Yang Berbahagia……
Di akhir khutbah ini, dengan bersama-sama mari kita menundukkan kepala, mengkhusyukan hati, menghening-kan perasaan, sambil merasa penuh penyesalan, merasa penuh dosa dan kedholiman; mari kita bertaubat, berdo’a dan
memohon maghfiroh kepada Allah SWT
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Wahai Tuhan
kami! Kami telah mendhalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni dan
merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَـكُمْ وَنَفَــعَـنِيْ
وَإِيـَّاكُـمْ بِمَـا فِيْـهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِـيْمِ وَتَقَبَّلَ
مِنِّيْ وَمِنْكُـمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُـوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيـْــــم .
Khutbah
Kedua
اَللهُ
أَكْبَرُ,× 7 لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ مَنَّ عَلَيْنَا بِهَذِهِ
الصَّبِيْحَةِ الْمُبَارَكَةِ, وَأَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ,
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذِي اْلأَنْوَارِ
السَّاطِعَةِ , وَعَلَى آلِهِ الطَّاهِرِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ,
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ تَكُوْنُوْا عِنْدَهُ مِنَ الْمُفْلِحِيْنَ الْفَائِزِيْنَ. أَلاَ عِبَادَ اللهِ ، فَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى خَاتَمِ
النَّبِيّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْن ، فَقَدْ أَمَرَكُمْ بِذَلِكَ الرَّبُّ
الْكَرِيْمُ فَقَالَ سُبْحَانَهُ قَوْلاً كَرِيْمًا: إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أجَمْعَيْن. وَارْضَ عَنَّا
مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وِالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ،
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً دَآئِمَةْ ,
نَسْأَلُكَ بِـهَا يآأللهْ, يآأللهْ, يآأللهْ, مِنْ لَدُنْكَ قُلُوْبًا صَافِيَةْ,
وَعُلُوْمًا نَافِعَةْ, وَأَعْمَالًا مَقْبُوْلَةْ, وَذُنُوْبًا مَغْفُوْرَةْ,
وَأُمُوْرًا مُيَسَّرَةْ, وَأَرْزَاقًا وَاسِعَةً مُبَارَكَةْ , وَحَوَآئِجَ
مَقْضِيَةْ , وَالْعَفْوَ وَالْعَافِيَةْ, وَالْمُعَافَةَ الدَّآئِمَةْ, فِي
الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالآخِرَةْ, وَتَمَامَ التَّوْفِيْقِ وَالإِسْتِقَامَةَ
التَّآمَّةْ, وَذُرِّيَّةً طَيِّبَةْ, وَحُسْنَ الْخَاتِمَةْ (وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا
وَرَضِّنَا يَارَبَّنَا × 3) لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمَنْ لَهُ
حُقُوْقٌ عَلَيْنَا وَلِجَمِيْعِ مَنْ عَمِلَ بِـهَذِهِ الصَّلَوَاتِ الْوَاحِدِيَّةِ
وَمَنْ أَعَانَ عَلَيْهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ
عَآمَّة, بِجَاهِ النَّبِيِّ كَاشِفِ الْغُمَّةِ, وَهَادِي اْلأُمَّةْ , وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ عَدَدَ كُلِّ شَيْئٍ, بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْن وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن. .
عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإيِتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والمُنْكَرِ
وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، اُذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر.
Selamat
Berkhutbah Semata-mata karena Alloh SWT. Semoga Diridloinya.
Madiun,
27 Romadlon 1437 H – 1 Juli 2016
Penulis
ZAINUDDIN TAMSIR
Silakan beri komentar di bawah ini.
alhamdulillah, sangat bermanfaat. semoga diridhai Allah wa Rasulihi SAW. amiin..
BalasHapusAmin. Kalau ada teman/saudaramu yang jadi khotib idil fitri coba beritahukan teks khutbah ini,siapa tau belumm punya persiapan.
Hapusdapat masukan, syukron katsir.....
BalasHapusTerima kasih. Semoga bermanfaat.
Hapus